Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Mengenai Trading, Bisa Dibaca disini

Sejarah Mengenai Trading, Bisa Dibaca disini

Banyak trader, khususnya trader pemula, berpikiran jika trading ialah terus-terusan mengenai cari keuntungan. Trader itu selalu berpikiran bagaimanakah cara memperoleh keuntungan dari saham apa yang dibeli. Atau memperoleh keuntungan berlipat ganda dari trading forex, emas dan lain-lain. Walau sebenarnya pemahaman trading itu baru betul separuhnya. Lantas apalagi yang separuhnya? Baca artikel ini selanjutnya untuk ketahuinya.

Dilukis berikut, saya perlihatkan mengenai matematika trading. Hehehe masih inget tidak matematika simpel kaya ini?

Ringkasannya ialah trading selalu mempunyai dua elemen, yakni keuntungan (Keuntungan) dan rugi (Loss). Apa saja yang Anda kerjakan — menggunakan taktik trading apa saja — selalu akan bertemu dengan Keuntungan dan Loss. Jika Anda menginginkan trading selalu keuntungan, tak pernah loss, karena itu saya anjurkan bangun, mungkin Anda sedang mimpi.

Pada konsepnya, kita harus mengurus baik Keuntungan dan Loss yang kita peroleh. Triknya dengan mengoptimalkan keuntungan dan meminimalisir loss. Trader kerap tergesa-gesa tutup status trading yang untung, hingga untung jadi kerdil. Ditambah lagi, yang kerap dilalaikan trader ialah mengurus loss. Saat pasar saham turun, dan harga saham jeblok, trader tidak lakukan cut loss hingga rugi yang sebelumnya kecil jadi membesar. Mengakibatkan fatal, modal trading jadi habis.

Jadi selalu urus baik keuntungan dan loss secara baik. Trading is about managing BOTH keuntungan and loss.

Mudah-mudahan berguna

Cerita Hidup Ed Seykota

Edward Arthur Seykota (lahir 7 Agustus 1946) ialah seorang trader komoditas, yang raih titelnya di Tehnik Elektro dari MIT dan management dari MIT Sloan School of Manajemen. Di tahun 1970 dia meniti pemakaian mekanisme perdagangan dengan memakai computer, saat computer masih memakai mekanisme kartu (kuno benar). Saat ini dikena sebagai Mekanisme Trading. Yang ingin ketahui mengenai Mekanisme Trading baca buku ini.

Awalannya mekanisme trading yang dibikinnya untuk broker tempatnya bekerja. Selanjutnya, broker itu adopsi mekanisme itu untuk perdagangan mereka. Pada akhirnya Ed memilih untuk trading sendiri dan mengurus beberapa akun client-nya.

Ketertarikannya dalam membuat mekanisme trading dimulai sesudah dia membaca surat Richard Donchian berkenaan pemakaian tren dan moving average crossover yang dipakai Donchian (masa 5 dan 20). Mekanisme trading punya Ed Seykota pertama kalinya diperkembangkan berdasar Exponential Moving Average.

Seykota mengeklaim jika salah satunya akun yang dia urus di tahun 1972 diawali dengan $5.000 dan sepanjang 16 tahun sudah capai pengembalian lebih dari 250.000%. Untuk memberinya deskripsi kesuksesan Ed - bila seorang menginvestasikan $5.000 kepadanya di tahun 1972 - akan berharga $12.500.000 di tahun 1988.

Ed sebagai seorang yang tempatkan kualitas hidup di atas uang. Misalkan - dia menampik untuk tinggal di beberapa kota besar dan kebalikannya - pilih kenyamanan rumah sendiri di Lake Tahoe. Dia ialah seorang insinyur dan bernafsu pada matematika, kemungkinan dan distribusi skema.

Apa yang dapat kita dalami mengenai trading dari Ed Seykota?

Berikut rangkuman interviu dengan Ed Seykota yang termuat dalam buku Pasar Wizard: Intervius With Hebat Traders.

Kunci keberhasilan Ed Seykota: The key to long-term survival and prosperity has a lot to do with the money manajemen techniques incorporated into the technical sistem

Langkah Ed Seykota trading: (1) the long-term tren, (2) the current chart pattern, and (3) picking a good spot to buy or sell

Komponen trading yang bagus versus Ed Seykota: The elements of good trading are: (1) cutting losses, (2) cutting losses, and (3) cutting losses. If you can follow these three rules, you may have a chance.

Apa yang membuat sukses: I perasaan my success comes from my love of the markets. I am not a kasual trader. It is my life. I have a spirit for trading.

Ed Seykota's Quotes:

The markets are the same now as they were five or ten years ago because they keep changing-just like they did then.

The elements of good trading are cutting losses, cutting losses, and cutting losses.

Win or lose, everybody gets what they want out of the pasar. Some people seem to like to lose, so they win by losing money.

The tren is your friend except at the end where it bends.

If you want to know everything about the pasar, go to the beach. Push and pull your hands with the waves. Some are bigger waves, some are smaller. But if you try to push

the wave out when it's coming in, it'll never happen. The pasar is always right.

To avoid whipsaw losses, setop trading.

Here's the essence of risk manajemen: Risk no more than you can afford to lose, and also risk enough so that a win is meaningful. If there is no such amount, don't play.

It can be very expensive to try to convince the markets you are right.

Systems don't need to be changed. The trik is for a trader to develop a sistem with which he is compatible.

I don't think traders can follow rules for very long unless they reflect their own trading model. Momentually, a breaking poin is reached and the trader has to quit or change, or find a new set of rules he can follow. This seems to be part of the process of evolution and growth of a trader.

Our work is not so much to treat or to cure feelings, as to accept and celebrate them. This is a critical difference.

Esensialists figur things out and anticipate change. Tren follower gabung the tren of the event. Esensialists try to solve their feelings. Tren follower gabung their feelings and observe them evolve and dis-solve.

The feelings we accept and santai rarely interfere with trading.

When a perasaan dissolves, it ceases to be your enemy and begins to be one of your allies.

Mudah-mudahan memberikan inspirasi

Jesse Livermore kerap dipandang seperti trader legendaris dunia. Kerap disebutkan "The Greatest Trader who ever lived". Cerita hidupnya dipenuhi oleh keberhasilan dan kemerosotan. Dalam artikel ini kita akan belajar mengenai trading dari si legendaris Jesse Livermore.

Cerita hidup Jesse Livermore

Jesse Livermore mengawali karier tradingnya pada umur empat belas tahun. Ia lari dari rumah dengan restu ibunya, dibanding dipaksakan jadi petani oleh ayahnya. Ia selanjutnya mengawali kariernya dengan menulis harga saham di broker Paine Webber di Boston. Bisa jadi dari kerjanya itu Jesse belajar mengenai membaca gerakan harga saham tanpa diakui.

Di periode mudanya Jesse dikenali sebagai "Boy Plunger" karena dia terlihat lebih muda dari umurnya (jika saat ini kemungkinan disebut trader unyu-unyu). Dia mulai trading pertama kalinya di broker sejenis Bucket Shop. Untuk yang kurang tahu Bucket Shop ini penuturannya. Broker Bucket Shop biarkan pedagang taruhan di harga saham, tetapi tidak ada perdagangan yang dilakukan. Bucket Shop akan menomboki bila kita menang, dan memperoleh keuntungan bila kita kalah. Berapa luar biasa sang Jesse? Ia dilarang dari Bucket Shop yang satu ke Bucket Shop lainnya. Rasanya seperti dilarang bermain di casino, karena Anda menaklukkan casino itu dengan demikian parahnya. Jesse meneruskan perdagangan saham dan komoditas dan jadi seorang jutawan berulang-kali. Sayang dia kerap pailit berulang-kali. Ia hasilkan keuntungan paling besarnya saat pasar saham jatuh tahun 1907 dan 1929. Disebutkan jika JP Morgan sendiri mengirimi pesan minta Jesse untuk hentikan kesukaannya "ngeshort" saham. Di tahun 1929, dia mengagetkan dunia dengan hasilkan keuntungan paling besar dalam karier tradingnya. Ia pada akhirnya mendapatkan panggilan "The Great Bear of Wall Street".

Ia menikah dengan istri pertama kalinya, Netit (Nettie) Jordan dari Indianapolis, pada umur 23 tahun pada tahun 1900. Kurang dari satu tahun selanjutnya, dia pailit karena kalah berbisnis saham. Dia minta istrinya mengagunkan koleksi perhiasannya. Tetapi istrinya menampik. Pada akhirnya mereka berpisah tahun 1917. Dia selanjutnya menikah 2x kembali

Sesudah kemenangan besar tahun 1929 itu, dia kembali lagi kehilangan banyak modal trading. Entahlah bagaimana triknya, tetapi Jesse memang kehilangan semua hasil kemenangan besar tahun 1929 itu. Tanggal 7 Maret 1934, Livermore yang pailit secara automatis dibatalkan sebagai anggota Chicago Board of Trade.

Pada Kamis, 28 November 1940, Jesse Livermore masuk Sherry Netherland Hotel di mana dia duduk di dekat bar. Sesudah satu jam Jesse Livermore bangun dan pergi pada tempat penggantungan jas, duduk sendiri di kursi, dan tembak dirinya di kepala dengan Colt automatis. Ironis.

Buku Jesse Livermore: How To Trade Stok

Di akhir 1939 Jesse Livermore menulis buku mengenai pengalaman dan tehniknya dalam perdagangan di pasar saham dan komoditas. Buku ini tidak laris, peluang karena Perang Dunia II sedang berjalan waktu itu. Berikut beberapa cuplikan Jesse Livermore yang sangat menarik dari buku "How to Trade Stok"

"All through time, people have basically acted and re-acted the same way in the pasar as a result of: greed, fear, ignorance, and hope"

"Successful traders always follow the line of least resistance - follow the tren - the tren is your friend"

"Wall Street never changes, the pockets change, the stoks change, but Wall Street never changes, because human nature never changes"

"Just because a stok is selling at a high price does not mean it won't go higher"

"But careful timing is essential…impatience is costly"

"Markets are never wrong - penilaianons often are"

Apa Yang Dapat Didalami Dari Jesse Livermore?

Jesse Livermore memang trader dunia yang polemis, tetapi kita dapat banyak belajar dari kisah hidupnya.

1. Jesse Livermore 

mengaku sendiri jika terkadang tidak ikuti ketentuan sendiri secara ketat. Ia mengeklaim jika minimnya kepatuhan pada ketentuan sendiri ialah argumen intinya menanggung derita rugi sesudah membuat kemenangan besar pada tahun 1907 dan 1929. Kita bisa menyaksikan sendiri jika kesuksesaan dan kemunduran Jesse tiba silih ganti. Keterdisiplinan ialah factor pemasti kesuksesan trading. Seharusnya kita dapat mematuhi ketentuan disiplin secara ketat, agar tidak alami hal sama dengan Jesse Livermore.

2. Jesse Livermore 

bukan role mode individu yang bagus. Dalam bukunya, Jesse Livermore disebutkan menyukai wanita dan ini pada akhirnya mengakibatkan perpisahan. Pernikahan ke-2 nya ialah memiliki masalah. Apa ini mengakibatkan stres pada akhirnya dan bunuh diri? Saya yakin jika langsung atau tidak langsung aktivitas trading akan memengaruhi atau dipengaruhi pada kehidupan individu. Karenanya seharusnya pisah secara ketat mana tugas (trading) dan kehidupan individu.

3. Paling akhir mengenai bunuh dianya Jesse Livermore. 

Bagaimanakah mungkin orang yang dipandang oleh beberapa orang sebagai trader paling besar yang sempat hidup dapat tembak dirinya? Kenalilah, jadi trader, apa lagi trading for living, itu ibarat naik roller coaster. Secara mudah kita dapat kaya atau kebalikannya pailit tiba-tiba bila tidak berhati-hati. Kita tidak pernah tahu nasib kita, tetapi separah-parahnya, jangan sampai jadi Jesse Livermore yang berserah pada hidupnya. Urus trading dan kehidupan Anda dengan disiplin tinggi, hingga hidup kita tidak jadi rawan oleh permasalahan yang tidak diharapkan.

Mudah-mudahan artikel ini memberikan inspirasi

Saya kerap mendapatkan pertanyaan dari pemula yang ingin masuk ke dunia trading, mengenai apa ketidaksamaan trading saham, forex dan emas. Biasanya mereka ingin cari tahu sebagai pemula seharusnya mereka trading saham, forex, atau emas. Sesudah saya lihat memanglah tidak banyak info di internet mengenai ketidaksamaan ke-3 nya itu. Kalaulah ada, infonya lebih cenderung bela salah satunya karena diberi oleh beberapa broker yang jualan jasa di bagian itu. Di artikel ini, saya akan usaha mengulas ketidaksamaan trading saham, forex dan emas secara objektif.

Kesamaan Trading Saham, Forex dan Emas

Saat sebelum mengulas ketidaksamaan trading saham, forex dan emas silahkan kita mengulas kesamaannya lebih dulu dengan singkat. Trading saham, forex dan emas sama bisa dilaksanakan lewat cara online, dapat memakai computer, atau handphone. Trading saham, forex dan emas biasanya memakai Analitis Teknikal untuk menganalisa pasar. Beberapa orang berpikiran jika trading saham memerlukan modal awalnya semakin besar daripada trading forex atau emas. Opini ini dahulu betul. Tetapi saat ini tidak. Saat ini kita bisa buka rekening saham bermodal minimum. Karena syarat setoran untuk saham sekarang makin kecil.

Ketidaksamaan Trading Saham, Forex dan Emas

Pada umumnya bisa disebut trading forex atau emas nyaris serupa. Biasanya broker forex sediakan sarana trading emas juga. Ketidaksamaan menonjol baru terlihat jika kita memperbandingkan ke-2 nya dengan saham.

Waktu trading

Trading di forex / emas lebih fleksibel dibanding saham. Trading di forex/emas dapat dilaksanakan sepanjang 24 jam (Senin-Jumat). Kita dapat trading forex atau emas pada malam hari. Sedang trading di saham hanya dari pagi-sore hari.

Langkah trading

Trading di forex / emas dapat memperoleh keuntungan dalam dua arah (long dan short) . Maka kita dapat untung saat harga naik atau turun. Sedang di pasar saham Indonesia hanya dapat satu arah (long). Kita hanya dapat untung jika harga saham naik.

Kekuatan Keuntungan

Kekuatan keuntungan di trading forex / emas umumnya semakin besar daripada saham. Ini karena ada factor leverage dan volatilitas harga yang tinggi . Maka bermodal kecil saja, kita dapat mempunyai potensi cuan berlipat ganda. Sebagai hal umum jika trader forex / emas keuntungan beberapa puluh sampai beberapa ratus % dalam sekejab.

Kecepatan trading

Trading forex / emas umumnya bisa lebih cepat kelihatan hasilnya daripada saham. Ini karena gerakan harga forex / emas yang condong lebih naik-turun. Umumnya trading forex / emas lebih pas untuk orang yang ingin memperoleh hasil trading yang bisa lebih cepat.

Komplikasi

Trading saham lebih kompleks dari forex atau emas. Di pasar saham Indonesia pada 2021 ada lebih dari 600-an saham perusahaan yang perlu diputuskan. Sedang di forex kita dapat konsentrasi pada satu atau dua mata uang saja, misalkan euro, yen, dll. Untuk trading gold ya hanya satu yang jadi perhatian. Ketentuan transaksi bisnis di saham lebih kompleks dibanding forex / emas

Ongkos transaksi bisnis

Untuk trading forex atau emas, broker ambil ongkos jasa dari ketidaksamaan harga bid dan ask (diberi nama spread). Misalkan jika kita trading Euro, ditanggung spread 2 pips (2 point) untuk tiap transaksi bisnis. Sedang di saham, ada ongkos transaksi bisnis untuk pembelian dan pemasaran saham yakni masing-masing sebesar 0,15% dan 0,25% dari nilai transaksi bisnis. Jika hanya dihitung dari perbedaan spread forex dan ongkos transaksi bisnis saham, pasti spread berasa tambah murah. Tetapi selainnya spread, broker forex dan emas umumnya membebankan ongkos inap (swap fee) pada status yang belum ditutup di pada hari itu. Ongkos swap fee ini lumayan besar dan dikenai setiap hari. Sedang di saham tidak ada ongkos inap. Jika kita beli saham, kita dapat simpan saham itu sepanjang kemungkinan tanpa dikenai ongkos apa saja.

Kecurangan Harga

Di pasar saham dikenali praktek perbandaran atau menggoreng saham untuk meningkatkan atau turunkan harga secara berarti. Umumnya dilaksanakan oleh mereka yang mempunyai dana dengan jumlah besar. Tetapi kita dapat menghindar praktek perbandaran ini dengan pilih beberapa saham berfundamental baik. Di forex, beberapa orang menjelaskan jika nilai pasar forex besar sekali hingga mustahil dimasak atau diakali. Sebetulnya kecurangan masih tetap dapat dilaksanakan, tetapi dalam cakupan yang lebih kecil. Broker forex, khususnya broker forex yang tidak terang validitasnya, dapat merekayasa harga. Jika kita lihat diagram harga forex di setiap broker dapat berbeda. Ini tidak ada di saham, di semua broker saham, diagram saham persis sama. Selanjutnya broker forex dapat trading menantang kita, misalkan kita mengambil status long, ia short. Ini beresiko karena broker itu tahu benar status kita, karena kita nasabahnya.

Keamanan

Trading di pasar saham lebih aman dibanding di forex atau, karena keamanannya ditanggung oleh pemerintahan. Dana pelanggan diletakkan di Rekening Dana Investor di bank. Dana pelanggan yang belum dibelikan saham ditanggung oleh pemerintahan. Selanjutnya saham yang dibeli aman karena diletakkan di lembaga pemerintahan (KSEI). Di forex atau emas tidak ada agunan semacam ini. Apa lagi jika trading forex dan emas dengan buka rekening di broker luar negeri yang validitasnya tidak terang, hingga riskan akan fraud, misalkan mendadak broker tutup dan uang lenyap.

Resiko

Menurut saya, resiko trading di saham lebih kecil dibanding forex atau emas. Dari rincian awalnya kita mengetahui, jika kita dapat memperoleh untung dari trading forex atau emas dalam dua arah. Tapi beberapa orang tidak mengetahui jika ini memiliki arti kekuatan rugi dalam dua arah. Selanjutnya trading forex atau emas memakai leverage, minimum 1:100 sampai 1:1000 . Maka kita dapat buka status trading sampai 100-1000 kali lipat dari modal. Maknanya kita dapat cepat untung besar, tetapi resikonya bisa juga cepat rugi besar. Jadi tidak jarang-jarang, banyak trader forex dan emas yang uangnya habis dalam tadi malam (terserang margin call) karena tidak berhati-hati. Di saham, kita cuman dapat beli saham sama sesuai besarnya modal, hingga resiko lebih terarah. fluktuasi harga di forex dan emas lebih kejam dari saham. Di forex atau emas, harga dapat naik sampai beberapa ratus point dalam sekejab hingga dalam sekejap membuat pailit. Di saham, resiko rugi masih tetap ada, tetapi lebih terarah. Fluktuasi harian harga saham relatif tidak begitu tajam. mustahil terjadi pailit dalam satu hari seperti pada forex atau emas. Dalam satu hari, pengurangan optimal di saham ada batasannya.

Yang Ditransaksikan

Di saham, kita beli asset. Karena saham ialah pemilikan satu perusahaan. Jika trading tidak berhasil, dan tidak untung, kita dapat berpindah jadi investor. Bila jadi investor dan hold satu tahun dapat mendapatkan dividen. Sedang di online forex trading kita beli atau jual status, yang tidak dapat menjadi investasi . Maka hanya seperti kontrak status yang satu saat harus ditutup. Kontrak status itu didiamkan berapakah lama juga, masih tetap jadi kontrak status dengan nilai yang serupa. Sedang saham didiamkan dalam periode panjang nilainya dapat semakin bertambah.

Berikut rangkuman perbedaan ketidaksamaan trading saham dan forex /emas:

Jika menurut saya keunggulan trading saham, forex atau emas relatif sama, Masing-masing ada kekurangan dan keunggulannya. Saat ini pertanyaannya yang mana lebih pas untuk yang baru memulai. Menurut saya, dianjurkan pemula untuk trading saham lebih dulu, karena semakin aman dan resiko lebih terarah. Memang trading di saham lebih kompleks, tetapi tidakkah semua dapat didalami. Anda dapat membaca beberapa buku mengenai saham. Bila trading saham bisa keuntungan stabil, bolehlah berpindah ke forex. Jika trading forex bisa keuntungan stabil, silahkan coba trading emas.

Jika Anda tertarik trading saham, silahkan buka rekening saham di sini

Mudah-mudahan artikel ini memberikan inspirasi